CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA NAMUN KADANG ADA YANG NYEREMPET BENERNYA JUGA SIH...JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TOKOH, KARAKTER ATAU TEMPAT, JANGAN TERSINGGUNG YA DAN JANGAN MARAH...HAVE FUN AJA...:)

Sabtu, 07 Maret 2009

Menerima Wangsit


Terlihat senyum cerah terpancar dari wajah Bangkit suBangkit, salah satu juru kunci sekaligus penghuni dan sesepuh PKM FIP, beberapa waktu yang lalu ia mendapat musibah kecelakaan, yang kemudian ia dirawat dan diinapkan diPKM karena mungkin keadaannya tidak terlalu parah sehingga tidak perlu kerumah sakit, mungkin yang parah masalah keuangannya saat itu (maap ja ni ya?). Sehari setelah kejadian itu berlangsung, luka pada sejumlah bagian tubuhnya mulai terlihat sadis, namun yang menjadikan heboh adalahluka dibagian tangannya yang menyerupai keris milik Mbah Darmo (Salah satu panglima besar kerajaan Kawulo alith yang tewas dibunuh oleh musuh karena menyelamatkan anak anjing milik raja Hamengkurahwono yang disergap dibenteng musuh).

Dirinya menuturkan bahwa “Semalam setelah kecelakaan itu saya bermimpi bertemu dengan Mbah Darmo dipadang ilalang ditengah hutan yang sepi dan sunyi, tak ada seorangpun disana, kemudian Mbah Darmo memberikan kepercayaan dan amanat kepada saya untuk menjadi pemimpin generasi berikutnya dengan kunci selalu tanggap dengan segala situasi dan kondisi terutama jika musuh menyerang dengan tiba2, serta menjadi pemimpin yang bijak dalam menetukan keputusan, Mbah Darmo menambahkan yang paling penting adalah hati-hati terhadap godaan-godaan dunia terutama hawa nafsu yang selalu ada dalam diri manusia, sebelum saya berpisah dengan Mbah Darmo, beliau juga memberikan salah satu cindera mata berupa keris yang diletakkannya didalam salah satu pohon jati dihutan tersebut, namun pohon jati yang ada disana sangat banyak sekali sehingga menyulitkan saya untuk mencari keris tersebut, dia berpesan untuk menggunakan keris tersebut untuk melawan musuh bukan untuk berbuat kejahatan ataupun menyekutukan Allah.

Saya mencari keris tersebut satu persatu dalam pohon jati namun tak kunjung ketemu juga keris yang saya cari sampai membuat seluruh badan saya ini capek, akhirnya saya beristirahat sejenak dibawah pohon jati sampai tertidur pulas.....Alangkah kagetnya saya ketika terbangun ternyata saya telah diatas kasur dan kejadian itu hanya mimpi, namun mimipi yang saya alami semalam itu benar-benar seperti nyata”. Tak lama dari itu luka yang ada ditangan Bangkit semakin menyerupai keris yang dimaksudnya dalam mimpinya, hal itu ternyata tak ditanggapi dengan serius oleh Bangkit, mungkin juga karena kurangnya petunjuk dalam memerima wangsit tersebut. Namun dengan berjalannya waktu, singkatnya Bangkit mencalonkan diri pada pemilihan ketua hima tahun ini kemudian hasil dari pemilihan ketua hima tersebut memutuskan bahwa Bangkit berhasil menduduki kursi kepemimpinan mahasiswa TP FIP. Tak tahu ia masih ingat untuk memegang wangsit dan pesan Mbah Darmo atau tidak, secara berjalannya waktu sebagai ketua hima ia menjalankan tugasnya dengan benar, namun ditengah-tengah kesibukannya sebagai ketua hima, ia tergoda oleh salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang menjadi lawan jenisnya, nalurinya terus berjalan sebagai laki-laki normal dan akhirnya ia memutuskan untuk memiliki “rasa” terhadap apa yang dirasakannya. Ia telah lalai dengan salah satu pesan dari Mbah Darmo”berhati-hatilah terhadap godaan-godaan dunia terutama hawa nafsu yang selalu ada dalam diri manusia”, akhirnya singkat kata ia pun turun/lengser dari kursi jabatannya dan ia juga lalai dalam mengemban amanat khalayak ramai. Demikian sepercik kisah semi nyata dan semi fitnah yang dapat kita jadikan gambaran untuk menjalani hidup ini dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar